Powered By Blogger

Rabu, 25 Mei 2011

Ramalan Kiamat Meleset, Pengikut Sekte Bingung




Massa pengikut pemuka evangelis yang menyatakan hari Sabtu (21/5) adalah Hari Kiamat kebingungan setelah prediksi tokoh mereka meleset.

Sebagian pengikut Harold Camping menyatakan terheran-heran atau mengatakan kekeliruan ramalan itu ujian terhadap keimananan mereka.

Sementara itu, Camping sendiri tidak terlihat sejak batas waktu ramalannya.

Camping, 89 tahun, meramalkan Yesus Kristus akan kembali ke bumi hari Sabtu.

Orang-orang yang benar-benar beriman kemudian akan diangkat ke surga [raptured], kata dia ketika mengumumkan prediksinya.

Dia menyebarkan prediksinya melalui jaringan media penyiaran dan juga papan iklan dalam kampanye yang kemudian menyebar ke banyak negara.

Menurut Camping, naskah injil mengindikasikan gempa bumi dahsyat hari Sabtu, yang dia katakan akan mulai pada pukul 1800 di berbagai zona waktu di seluruh dunia, akan menandai awal kehancuran dunia dan sebelum tanggal 21 Oktober semua orang yang tidak percaya akan mati.

Menguras tabungan
Robert Fitzpatrick, seorang pensiunan dinas transportasi di New York, AS, mengatakan dia telah menguras lebih dari $140.000 (sekitar Rp 1 miliar £86,000) dari tabungannya menjelang 21 Mei untuk mempublikasikan prediksi Harold Camping.

Setelah pukul 1800 hari Sabtu (21/5) waktu setempat dan prediksi tidak menunjukkan tanda-tanda terwujud, dia mengatakan: ”Saya tidak mengerti mengapa..saya tidak mengerti mengapa tidak terjadi apa-apa.”

”Saya tidak bisa katakan kepada anda perasaan saya sekarang ini. Jelas, saya belum benar-benar memahami mengapa kita masih di sini,” arnya.

Sebagian pengikut lain Harold Camping mengatakan mereka menyimpan keraguan terhadap prediksi tersebut.

”Saya agak skeptis, tapi saya mencoba untuk menyisihkan skeptisme, sebab saya beriman kepada Tuhan,” kata Keith Bauer, yang menempuh perjalanan 4.830km, dari Maryland ke California, tempat kantor Family Radio milik Harold Camping berada, untuk menyongsongRapture [hari orang beriman diangkat ke surga].

”Saya mengharapkannya, sebab saya rasa surga akan lebih baik daripada Bumi ini,” ujar Bauer, operator kendaraan berat, yang mengambil cuti untuk bisa pergi ke kantor Family Radio.

Beberapa pengikut lain menyatakan penundaan adalah ujian lain dari Tuhan untuk menguji keteguhan iman mereka.

‘Tidak ada rencana cadangan’
Prediksi Harold Camping juga disebarluaskan di luar wilayah Amerika Serikat
Media di Amerika Serikat melaporkan Harold Camping tidak terlihat sejak prediksi yang dia siarkan ternyata salah, sedangkan kontak telepon dan e-mail ke Family Radio tidak dijawab hari Sabtu.

Koran The Washington Post melaporkan layanan telepon untuk mencegah bunuh diri dibuka untuk mengantisipasi kemungkinan orang-orang yang percaya dengan ramalan tersebut mengalami depresi setelah ramalan kiamat tidak menjadi kenyataan.

Sekelompok warga dari Gereja Injil Calvary di Milpitas, California, mengadakan misa pagi untuk menghibur orang-orang yang percaya dengan isi khutbah Harold Camping, lapor koran New York Times.

”Kami hadir di sini, sebab kami peduli kepada orang-orang ini,” tulis koran tersebut mengutip James Bynum, salah seorang pemuka gereja.

Namun, banyak kelompok warga Kristen menepis pandangan Camping. Sebagian bahkan menggambarkan dia sebagai ”nabi palsu”.

Sebagian kalangan orang yang tidak percaya kepada tuhan berpesta untuk merayakan melesetnya ramalan, sedangkan sekelompok orang yang tidak percaya berkumpul di luar markas Family Radio International milik Harold Camping di kawasan Oakland, California, ketika tenggat waktu ramalan berlalu.

”Ini mungkin salah satu hal sedih yang saya pernah baca, kabar bahwa ada anak-anak di luar sana yang orang tuanya menghabiskan dana tabungan kuliah, [dan] menjual rumah mereka,” kata seorang wanita kepada BBC.

Camping mengatakan dia tahu ”tanpa secuil keraguan pun” bahwa ”hari kiamat” akan tiba, dan menyatakan tidak ada ”rencangan cadangan”.

Dia sudah pernah meramalkan kiamat pada tahun 1994. Para pengikutnya belakangan menyatakan ramalan itu hanya mengacu tahap antara. (BBC) 



sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar